PRINSIP ETIS DALAM BISNIS
Sebelum berbicara jauh mengenai
prinsip-prinsip etis dalam bisnis dan untuk lebih memahami konsep dan
pengertiannya, berikut ini adalah beberapa kasus pendekatan mengenai evaluasi
moral antara lain :
1. Kasus Pengesahan Undang – Undang
Apartheid Pertama
Sistem Apartheid yang dikuasai oleh
Partai Nasional khusus Kulit Putih melegalkan diskriminasi rasial pada seluruh
aspek kehidupan. Sistem apartheid ini menghapuskan seluruh penduduk kulit hitam
dari hak politik dan hak sipilnya seperti mereka tidak dapat memilih, tidak
dapat jabatan politis yang penting, tidak dapat bergabung secaara kolektif,
atau pun hak atas Undang-undang. Hal inilah yang mengakibatkan kulit hitam
melakukan demontrasi berkali – kali melawan pemerintahan kulit putih Afrika
Selatan. Aksi tersebut langsung ditanggapi oleh pemerintah Kulit Putih Afrika
Selatan dengan pembunuhan, penangkapan di mana – mana serta represi. Termasuk
ditangkapnya Nelson Mandela (anak pimpinan kulit hitam).
2. Kasus Pertentangan akan Kedudukan
Perusahaan Caltex di Afrika Selatan.
Hal ini dipicu adanya penentangan
yang dilakukan para pemegang saham agar Caltex memutuskan hubungan dengan
pemerintah Afrika Selatan dengan alasan bahwa orang kulit hitam tidak punya hak
di wilayah kulit putih. Perdebatan tentang apakah Caltex perlu melanjutkan
operasinya di Afrika Selatan ini merupakan perdebatan moral. Argumen yang
diajukan oleh kedua belah pihak tersebut mengacu pada pertimbangan moral, yang
dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis standar moral yaitu utilitarianisme, hak,
keadilan, dan perhatian. Pertimbangan moral yang diajukan manajer Caltex antara
lain jika perusahaan tetap melaksanakan operasi di Afrika Selatan maka
kesejahteraan orang kulit hitam dan kulit putih akan meningkat, namun jika
perusahaan pergi maka orang kulit hitamlah yang akan mengalami kerugian besar.
Pernyataan inilah yang disebut dengan standar moralitas utilitarian yaitu
prinsip moral yang mengklaim bahwa sesuatu dianggap benar bila mampu menekan
biaya sosial dan memberikan keuntungan sosial yang lebih besar.
Pernyataan manajer Caltex yang akan
memberikan perhatian khusus bagi pekerja kulit hitam dan pertanggungjawaban akan
kesejahteraaan mereka inilah yang disebut Etika memberi perhatian. Artinya
etika yang menekankan pada usaha memberikan perhatian terhadap kesejahteraan
orang sekitar. Sedangkan perjuangan dari seorang Nelson Mandela yang sangat
berani inlah yang disebut dengan etika kebaikan. Hal ini dikarenakan jenis
evaluasi yang didasarkan atas karakter moral seseorang atau kelompok..
Perspektif imparsial dari teori hak
tidak meyatakan baywa Feuerstein kewajiban moral apa pun pada pegawainya
setelah terjadi kebakaran tersebut. Keadilan impaesial tidak mewajibkan
perusahaan untuk memberikan bantuan pada para pegawai pada saat mereka tidak
bekerja ataupun pemiliki harus membangun kembali pabrik baru di tempat yang
sama.
Parsialitas dan Perhatian
Kita memiliki kewajiban untuk
memberikan perhaitian khusus pada individu-individu tertentu yang menjalin
hubungan erat dengan kita, khususnya hubungan ketergantungan merupakan konsep
utama dalam etika memberi perhatian. Penekanan dalam etika perhatian :
- Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib serta mengembangkan hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain.
- Kita memberikan perhatian khusus kepada orang-orang yang menjalin hubungan baik dengan kita.
Etika perhatian sangat terkait
dengan etika komunitarian. Etika komunitarian adalah etika yang melihat
komunits dan hubungan yang fundamental.
Tiga bentuk perhatian : perhatian
pada sesuatu adalah semacam perhatian atau kepentingan terhadap suatu gagasan
atau di mana tidak ada orang kedua yang terlibat. Perhatian terhadap seseorang,
dan perhatian dalam arti menjaga. Perhatian dalam arti menjaga merupakan yang
dipersayaratkan dalam etika perhatian ini mrip seorang ibu yang menjaga
anaknya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu, tidak semua hubungan
memilki nilai dan tidak semuanya menciptakan kewajiaba untuk memberi perhatian.
Kedua bahwa perhatian kadang menimbulkan konflik.
Moralitas dalam Konteks
Internasional.
Perusahaan multinasional sering
beroperasi di negara-negara dengan tingkat perkembangan yang sangat berbeda.
Sejumlah negara memilki sumnber daya teknis, sosial, ekonomi yang tinggi namun
di sejumlah negara lain masih kurang. Yang paling mencolok praktik-praktik
budaya di sejumlah negara mungkin sangat berbeda sehingga suatu tindakan kadang
memilki arti berbeda dalam dua budaya.
Maka sudah jelas bahwa kondisi lokal
khususnya kondisi perkembangan setidaknya perlu dipertimbangkan saat memutuskan
apakah suatu perusahaan perlu menerapkan standar dari negara yang lebih maju
atau negara yang kurang maju. Sebagian besar menyatakan perusahaan
multinasional haruslah mengikuti praktik-praktik lokal, bahwa mereka harus
melakukan apa yang diinginkan pemerintah lokal, karena pemerintah tersebut
adalah representatif dari warga lokal. Sementara peraturan pemerintah, tingkat perkembangan,
dan pemahaman budaya lokal semuanya harus dipertimbangkan saat mengevaluasi
etika kebijakan dari tindakan bisnis internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar